Kamis, 20 November 2025

Seperti usau salat Jumat berakhir, pada 24 Juni 2016, rombongan anak-anak ini biasanya langsung duduk bergerombol. Untuk beberapa saat mereka harus menunggu khatib yang masih wiridan, berdoa dan salat sunnah.


Setelah aktivitas ibadah Jumat selesai, anak-anak ini biasanya langsung menyerbu Khatib untuk minta tanda tangan. Terkadang, anak-anak ini saling berebutan agar bisa lebih dulu dapat tanda tangan dari khatib.


“Adik-adik, tolong yang tertib, biar tidak mengganggu jamaah lainnya. Minta tanda tangannya gantian, ya,” ujar Toni, salah seorang takmir masjid besar Baitul Makmur Purwodadi pada bocah-bocah yang tengah berburu tanda tangan tersebut.


Setiap Jumat di bulan puasa ini, sedikitnya ada 15 anak yang minta tanda tangan khatib yang bertugas hari itu. Tidak hanya sekedar tanda tangan, anak-anak itu sebelumnya juga mencatat ringkasan isi khotbah yang disampaikan khatib. Di sebelah bawah ringkasan khotbah ada kolom kecil untuk tanda tangan khatib atau penceramahnya.


“Selama puasa, saya sudah tiga kali bikin ringkasan khotbah Jumat. Ini merupakan tugas Pak Guru Agama di sekolah,” ujar Abidin, salah satu anak yang minta tanda tangan khatib di masjid  Baitul Makmur.


“Selama puasa, saya sudah tiga kali bikin ringkasan khotbah Jumat. Ini merupakan tugas Pak Guru Agama di sekolah,” ujar Abidin, salah satu anak yang minta tanda tangan khatib di masjid  Baitul Makmur.

Sementara itu, Nur Kholis yang bertindak jadi khatib tadi mengaku sudah terbiasa dengan rutinitas Ramadan seperti ini. Menurutnya, permintaan tanda tangan usai Jumatan saat ini tidak seramai beberapa tahun lalu.

“Kalau bulan puasa, sudah biasanya seperti ini. Namun, sekarang relatif berkurang yang minta tanda tangan. Dulu, banyak banget yang antri,” katanya.

Editor : Akrom Hazami

 

Baca Juga

Komentar

Terpopuler